Pendidikan dan pembinaan terhadap generasi muda menjadi salah satu faktor penting yang menentukan masa depan bangsa, Sayangnya, pendidikan di Indonesia masih belum merata. Sejumlah Anak Yatim Dhuafa di berbagai wilayah Nusantara tak bisa merasakan fasilitas pendidikan yang layak karena terkendala biaya. Melalui program Beasiswa Yatim Dhuafa, Dompet Al-Qur’an Indonesia membantu mewujudkan mimpi anak-anak yatim dhuafa untuk melnjutkan pendidikannya.
Ahmad dan Saiful Ramadhan contohnya. Mereka berdua adalah kakak beradik yang telah banyak merasakan pahitnya kehidupan di usia belia. Ayah mereka telah lama meninggal dunia. Bersama ibunya, Ahmad dan Saiful tinggal di sebuah gubuk sederhana yang jauh dari kata layak.
Rumah tempat tinggal mereka hanya terbuat dari gedek (kayu) yang sudah mulai lapuk. Dan atap yang berlubang seringkali bocor saat hujan. Rumah tersebut bukan milik sendiri alias menumpang. Jadi, apabila pemilik rumah ingin menempatinya maka Ahmad, Saiful, dan ibunya harus rela angkat kaki.

Ayu, Siswi kelas 2 MI adalah Yatim sejak usianya masih 14 Bulan. Ayahnya meninggal karena sakit Liver, sementara ibunya meninggalkan Ayu begitu saja. Ayu yang masih bayi di asuh dan dibesarkan oleh nenek angkatnya yang mengalami kebutaan.
Rumah tempat tinggal Ayu sangat tidak layak. Untuk kebutuhan sehari-hari, Ayu dan neneknya hanya mengandalkan bantuan dari tetangga di sekitar mereka yang secara bergiliran member makanan dan bahan pokok lainnya. Saat ini Ayu hanya berharap bisa menyelesaikan pendidikannya dan mendapat kehidupan yang lebih layak.
Beasiswa untuk Cita-cita Ajeng

Ada juga Ajeng, gadis muda asal Mojokerto. Ia tinggal berdua dengan sang Ayah di sebuah rumah sederhana berdinding triplek. Ajeng menuturkan bahwa Ayahnya mengidap penyakit paru-paru sejak 5 tahun lalu. Berbagai tempat telah didatangi tapi tak ada satupun yang mampu menyembuhkan penyakit sang Ayah. Di tengah kesulitan itu, Ibu Ajeng justru meninggalkan suami dan anaknya.
Meski begitu, Ajeng berusaha untuk tetap tegar. Dia berharap bisa terus bersekolah demi menggapai cita-citanya menjadi seorang dokter yang bisa menyembuhkan ayahnya, sehingga ayahnya tak lagi bingung mau berobat kemana.

Reval harus menjalani beban hidup yang berat di usianya yang masih 10 tahun. Ayahnya menderita stroke hingga yang menyebabkan tubuh bagian bawahnya lumpuh. Akibatnya, sang Ayah terpaksa berhenti bekerja dan kesulitan memenuhi kebutuhan hidup keluarga. Keadaan semakin sulit setelah ibu Reval wafat beberapa bulan lalu.
Reval terpaksa tinggal di rumah Neneknya karena sang Ayah yang lumpuh tak bisa merawatnya. Hanya tinggal berdua dengan nenek, tanpa kasih sayang kedua orangtua nya membuat Reval kesulitan untuk berkembang di sekolah.
InsyaAllah dengan kita mengambil langkah nyata mendukung anak yatim dhuafa untuk bisa membeli seragam mereka, kelak kita di surga akan berada di dekat Nabi Muhammad SAW.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَنَا وَكَافِلُ الْيَتِيمِ فِى الْجَنَّةِ هكَذَا » وأشار بالسبابة والوسطى وفرج بينهما شيئاً
“Aku dan orang yang menanggung anak yatim (kedudukannya) di surga seperti ini”, kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengisyaratkan jari telunjuk dan jari tengah beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, serta agak merenggangkan keduanya” (HR Bukhari)
Kebutuhan Biaya Pendidikan Santri terdiri dari :
- Penyelenggara Pendidikan,
- Kegiatan Tahunan,
- Perlengkapan Asrama,
- Infaq Gedung
Berikut adalah total rincian kebutuhan Santri dengan nominal sebagai berikut :
Kebutuhan 1 Santri per bulan |
Rp 1.645.000 |
Kebutuhan semua santri per bulan |
Rp 128.310.000 |
Kebutuhan semua santri per tahun |
Rp 1.539.720.000 |
Mari bantu para Yatim Dhuafa melanjutkan pendidikannya melalui Bantuan Beasiswa Yatim Dhuafa.