ImageBantu Kebutuhan Hidup Lansia dan Janda Dhuafa...
Image

Bantu Kebutuhan Hidup Lansia dan Janda Dhuafa

Rp 93.065 dan masih terus dikumpulkan
12 Donatur ∞ hari lagi

Penggalang Dana

Image
Image
Verified Organization

“Anak saya pergi, gapapa saya hidup sendiri, biar tidak merepotkan mereka” ujar salah satu lansia yang hidup sebatang kara.

Perkenalkan, namanya mbah Siti Maesaroh , usianya 80 tahun. Mbah Maesaroh tinggal sendiri di Mojokerto.

Seharinya Mbah Maesaroh menghabiskan waktunya untuk beribadah dan bersantai di teras rumah yang begitu mewah. Iya, bagi dirinya memang begitu mewah, karena di situlah tempat ia berlindung dan menghabiskan harinya.

Lansia

Tak ada penghasilan tetap, namun Mbah Maesaroh tak bersedih dan tetap mensyukuri atas nikmat Allah, nikmat berupa kesehatan dan tetangga yang baik dengannya.

Rumah yang Mbah Maesaroh tinggali sudah ringkih, bahkan beberapa bagian atas rumahnya sudah patah dan atapnya bocor. Rasa takutpun dirasakan Mbah Maesaroh ketika hujan angin datang.

Mbah Maesaroh tidak bisa membayangkan, jika rumah yang ia jadikan tempat berlindung dari dinginnya angin malam dan derasnya air hujan justru malah membahayakan nyawanya.

Perjuangan Mbah Sapeni juga tak kalah mengesankan.

Potret

Di usianya yang mulai renta, beliau tetap semangat mengajar mengaji anak-anak di desanya. Hebatnya, Mbah Sapeni melakukan itu semua secara sukarela. Ia tak meminta bayaran sepeser pun kepada setiap anak yang diajarinya mengaji. Alhasil, Mbah Sapeni kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri karena tak punya pendapatan.

Lansia

Mbah Sapeni hanya ingin melihat semua anak di desanya lancar membaca Al-Quran dan menjadi pembuka jalannya menuju Surga kelak.

 

width=1024

Ada juga mbah Sariyem, beban berat harus diemban Mbah Sariyem di usianya yang mulai renta. Beliau harus mengasuh keempat cucunya seorang diri karena Suami, anak, serta menantunya telah lama meninggal dunia. Mbah Sariyem bahkan harus selalu menemani si bungsu yang masih berusia 2 tahun.

width=1024

Karena sibuk mengurus keempat cucunya, Mbah Sariyem tak punya waktu untuk bekerja. Tak banyak yang bisa dilakukan Mbah Sariyem di usia senja. Untuk kehidupan sehari hari beliau hanya mengandalkan bantuan dari tetangga dan saudara jauhnya.

 

width=1024

Begitu juga Mbah Damang, hanya hidup sendiri tanpa ditemani anak atau cucunya. Beliau bukan hanya hidup sebatangkara, tapi juga tinggal di gubuk kecil dengan perlengkapan yang seadanya.

width=1024

Gubuk kecil berukuran 2×3 meter menjadi satu-satunya pelindung Mbah Damang dari panas dan hujan. Tak hanya itu, rumah Mbah Damang terletak di antara semak belukar yang lebat dan jauh dari keramaian penduduk desa.

width=1024

Parahnya lagi, Mbah Damang sama sekali belum pernah mendapat bantuan dari pemerintah karena beliau tidak memiliki identitas resmi seperti KK dan KTP.

Tak banyak yang bisa diperbuat para lansia tersebut karena usianya yang mulai senja. Mereka tak punya banyak pilihan selain bertahan dengan keterbatasannya.

Mari bantu kebutuhan hidup Lansia dan Janda Dhuafa

  • Januari, 3 2023

    Campaign is published

Cans3 hari yang lalu
Berdonasi sebesar Rp 2.142
Orang Baik10 hari yang lalu
Berdonasi sebesar Rp 2.165
Agung Puji Utomo10 hari yang lalu
Berdonasi sebesar Rp 1.154
Orang Baik10 hari yang lalu
Berdonasi sebesar Rp 2.663
Agung Puji Utomo2 bulan yang lalu
Berdonasi sebesar Rp 1.088

Fundraiser

Belum ada Fundraiser

Mari jadi Fundraiser dan berikan manfaat bagi program ini.

Doa-doa orang baik (1)

Cans3 hari yang lalu
Semoga bermanfaat
Image
Aaminn-kan doa ini
+1
Bagikan melalui:
✕ Close